Jakarta, 1 Juli 2017
Anakku
Anakku,
kamu sekarang sudah besar nak, wawasanmu sungguh lebar.
Duniamu sungguh luas.
Kamu pintar mencari rejeki, melebihi bapakmu dan ibumu ini.
Kamu sudah jadi manusia yang mandiri.
Tapi kamu tetaplah anakku…
Di saat kita sedang bersama, tidak hentinya aku selalu wanti-wanti,
aku selalu berpesan
“Ngger, terus jadilah anak yang pandai…
Terus jadilah anak yang baik… anak yang santun,
bekerjalah dengan tekun dan keras.
Bangunlah rumah hidupmu dengan kebajikan”
Kadang aku sering mendengar kamu mengomel,
“Ibu, kenapa ketidakbajikan masih terus terjadi?”
Anakku, hidup ini banyak ragamnya.
Tapi mulailah semua dari dirimu sendiri
Jangan mengambil sesuatu yang bukan hakmu, ya Nak.
Tebarkanlah energi positif setiap hari..setiap jam..setiap menit..setiap detik
Anakku, jangan pernah lupa negerimu ini adalah negeri majemuk
maka hormatilah perbedaan.
Anakku, bangsamu ini adalah bangsa yang bijak
Gusti telah melimpahkan kekayaan alam.
Allah telah memberikan keindahan pada negeri ini
Ngger, dengan ilmu dan kepandaianmu, bangunlah negeri ini ya nak
Bangunlah Indonesiamu
Jangan kamu pernah lelah untuk berbakti pada negerimu
Banggalah menjadi Indonesia.
Buat banggalah semua anak negeri menjadi Indonesia
Berteriaklah dengan bangga kepada dunia bahwa aku adalah Indonesia
Dan senjapun tiba…
Adzan maghrib berkumandang
memanggil umat melakukan kewajibannya
Di setiap usai sholatku, aku selalu sisipkan doa
“Duh Gusti, berkahilah Indonesia-ku,
beri kekuatan dan kebaikan untuk anakku…
Untuk anak-anak bangsaku,
agar mereka dapat menjaga negeriku
agar mereka dapat membangun Indonesiaku
Ya Allah, kabulkanlah doaku ini.”
-Retno Marsudi