Spesial Ramadan: Metamorfosis Hati

black-butterfly

SUNGGUH, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang menciptakan makhluk yang dikaruniai dengan keindahan dan pesona yang luar biasa, yakni kupu-kupu. Keindahan corak yang beraneka ragam pada sayap kupu-kupu, menunjukkan bukti kebesaran Allah yang Maha Indah. Akan tetapi, untuk mencapai keindahan itu diperlukan suatu proses yang disebut dengan metamorfosis.

Kupu-kupu pada mulanya hanyalah berupa ulat. Ulat yang tidak mempunyai sayap yang indah, yang tidak mampu terbang bebas seperti kupu-kupu. Ulat yang hanya mampu bertahan hidup dengan merusak, yaitu memakan dedaunan pada tanaman yang ditumpanginya. Akan tetapi, terjadilah suatu keajaiban alam yang sudah diatur oleh-Nya. Ulat berubah menjadi bentuk kepompong. Dalam bentuk kepompong, mereka beristirahat dari segala aktivitas. Tidak makan dan tidak minum selama beberapa hari. Akhimya, setelah melalui perjuangan yang berat, kepompong tersebut berubah menjadi suatu maha karya ciptaan Allah dengan keindahan dan pesonanya yang dinamakan kupu-kupu.

Proses metamorfosis pada kupu-kupu, mempunyai kesamaan dengan ibadah puasa yang dilakukan umat Islam pada Ramadhan. Manusia sebelum berpuasa, mempunyai sifat selalu mengumbar dirinya demi memenuhi kepuasan hawa nafsunya. Hati yang merupakan pusat dari segala perbuatan manusia, menjadi gelap dan keras, seperti ulat yang selalu memakan daun-daun untuk memenuhi rasa lapar yang berlebihan. Umat manusia akhirnya diberi kewajiban oleh Allah untuk melakukan suatu fase istirahat (pengekangan diri) dari hawa nafsu yang dinamakan puasa. Pada puasa, manusia wajib untuk menahan diri, bukan hanya makan dan minum, melainkan juga dari segala macam hawa nafsu, laiknya kepompong yang harus beristirahat dari makan dan minum serta segala aktivitasnya. Akhirnya, tiba saatnya hari kemenangan (Idul Fitri), yakni setiap insan manusia “terlahir kembali”. Setelah melalui proses puasa (istirahat) selama sebulan, menjadi pribadi baru yang dicintai oleh Allah. Dalam hal itu, terjadilah apa yang disebut sebagai metamorfosis hati, yang merupakan salah satu keajaiban berpuasa. Hati manusia yang dulunya gelap dan keras, berubah menjadi hati yang lembut dan bercahaya, menjadi hati yang benar-benar memperoleh kemuliaan dari Allah, laksana kupu-kupu yang keindahan sayapnya memancarkan kedamaian bagi siapapun yang melihatnya.

~Penulis: Fariz Darari (Divisi Desain dan Teknologi PPI Italia 2015/2016)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *